Rabu, 10 April 2019

SIMULASI USBK 2019

Dalam rangka menghadapi USBK tingkat SD/MI tahun 2019, SDN Tanjungrejo 2 mengadakan simulasi untuk membantu kegiatan belajar siswa.
Klik tautan di bawah ini untuk mengerjakan !

BAHASA INDONESIA

MATEMATIKA 

SEMOGA SUKSES!

Minggu, 31 Maret 2019

SIAP USBK TAHUN 2019


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Salam para siswa SDN Tanjungrejo 2...

Bagaimana, apakah kalian sudah siap menghadapi USBK tahun 2019????

Pastinya SIAP ya .....

Baik....
Untuk lebih memperiapkan lagi, berikut kami lampirkan latihan yang harus kalian kerjakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Latihan dikerjakan di rumah dengan pendampingan orang tua.
2. Setiap hari hanya mengerjakan satu kali latihan.
3. Latihan dimulai pada hari Senin tanggal 1 April 2019.

Baiklah..... CUSS.... Mulai mengerjakan !

LATIHAN 1

LATIHAN 2

LATIHAN 3 

LATIHAN 4 

LATIHAN 5 

Kamis, 21 Maret 2019

TES KEJUJURAN KELAS 6 TAHUN 2019

KERJAKAN TES KEJUJURAN DENGAN CARA KLIK TAUTAN DI BAWAH INI DENGAN PENUH TANGGUNG JAWAB.
SEMOGA ALLAH SELALU MEMBERIKAN PETUNJUK KEPADA ANAK2 SEKALIAN.
SELAMAT MENGERJAKAN
SEMOGA SUKSES !!

TES KEJUJURAN 2019

Kamis, 14 Maret 2019

LATIHAN USBK BAHASA JAWA






LATIHAN USBK BAHASA JAWA
TAHUN AJARAN 2018/2019

SELAMAT MENGERJAKAN !!!

BAHASA JAWA PAKET 1

BAHASA JAWA PAKET 2

BAHASA JAWA PAKET 3

BAHASA JAWA PAKET 4

SEMOGA SUKSES !!!!

LATIHAN USBK IPS






Klik tautan di bawah ini untuk mengerjakan soal latihan IPS tahun 2019:

IPS PAKET 1

IPS PAKET 2

IPS PAKET 3

IPS PAKET 4

IPS PAKET 5

SELAMAT MENGERJAKAN.......

Kamis, 07 Maret 2019

LATIHAN SOAL PPKn

Dalam rangka menyongsong Try Out IV Kota Malang, berikut kami lampirkan Latihan Soal PPKn. Selamat mengerjakan, semoga sukses !

PPKn PAKET 1

PPKn PAKET 2

PPKn PAKET 3

PPKn PAKET 4

PPKn PAKET 5

Senin, 04 Maret 2019

LATIHAN SOAL IPA

Ananda...
Siswa-siswi SDN Tanjungrejo 2 yang berbahagia....
Tetap semangat dalam menyongsong USBK ya..... semoga sukses.

Untuk membantu meraih hasil yang memuaskan, berikut kami lampirkan latihan soal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA):

SELAMAT MENCOBA !!!

IPA PAKET 1

IPA PAKET 2

IPA PAKET 3

IPA PAKET 4

IPA PAKET 5

IPA PAKET 6

Minggu, 03 Maret 2019

LATIHAN SOAL MATEMATIKA

BERIKUT INI KAMI LAMPIRKAN LIMA PAKET LATIHAN SOAL MATEMATIKA UNTUK MENGHADAPI TRY OUT III KOTA MALANG

SELAMAT BERLATIH,
SEMOGA SUKSES

PAKET 1:

PAKET 1 MAT

PEKET 2:

PAKET 2 MAT

PAKET 3

PAKET 3 MAT

PAKET 4:

PAKET 4 MAT

PAKET 5

PAKET 5 MAT


Selasa, 12 Februari 2019

SOAL URAIAN TO 1 IPA KOTA MALANG

TULIS NAMA : .....
ASAL SEKOLAH : ....


3.    Saluran pernafasan dengan saluran pencernaan pada manusia letaknya berhimpitan, Saluran tenggorokan berada di depan saluran kerongkongan yang dan dipisahkan oleh katup yang dapat membuka dan menutup. Kemungkinan apa yang terjadi jika pada saat bersamaan terjadi dua kegiatan yang melibatkan kedua saluran tersebut yaitu pada saat mengunyah makanan kita juga berbicara! Jelaskan pendapatmu!


Senin, 11 Februari 2019

SOAL URAIAN TO 1 MATEMATIKA


TULIS JAWABAN PADA SELEMBAR KERTAS

NAMA LENGKAP :...................
KELAS : ....................... 
ASAL SEKOLAH : ..............................

31.  Test matematika memiliki petunjuk penilaian sebagai berikut :
·       Jawaban benar bernilai 2
·       Jawaban salah bernilai -1
·       Apabila tidak dikerjakan bernilai 0
Berapakah nilai yang di dapat oleh Sifa jika dari 40 soal hanya bisa mengerjakan sebanyak 26 soal, jawaban salah sebanyak 10 soal dan yang tidak di jawab sebanyak 4 soal…
32.  Ibu memiliki tanaman hias setinggi 24 dm. Pada saat merapikan tanaman tersebut, Ibu memotong bagian atas tanaman tersebut sehingga tingginya berkurang 34 cm. Setelah beberapa hari tanaman tersebut tingginya bertambah 40 mm. Tinggi tanaman hias ibu sekarang adalah....cm

33.  Dodi mengendarai sepeda dari rumah ke temannya, amar dengan jarak tempuh 10 km. dari arah yang berlawanan amar mengendarai sepeda menuju rumah dodi. Kecepatan dodi dan amar berturut turut adalah 18 km / jam dan 12 km / jam. Jika keduanya sama sama berangkat pukul 09.00 maka mereka akan berpapasan pada pukul …
34.  Paman memiliki kebun tomat berbentuk persegi panjang dengan panjang kebun adalah 15 m dan lebar 10 m serta  kebun cabai dengan diamemeter setengah lingkaran dari lebar halaman. Berapaka luas keseluruhan kebun milik paman…
35.  Soal ulangan Matematika kelas 6 SDN Tunas Harapan adalah
6,7,6,7,8,6,7,8,9,8,
7,8,9,8,7,5,6,8,6,8
8,8,9,7,6,8,7,8,9,8
Dari data diatas berapakah jumlah siswa yang berhasil mengikuti Ulangan matematika tersebut serta buatkal dalam bentuk diagram batang

Sabtu, 02 Februari 2019

LATIHAN MENGHADAPI TRY OUT 1 KOTA MALANG


Try Out I Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) tingkat Sekolah Dasar di kota Malang akan dilaksanakan pada hari Senin s.d. Rabu, tanggal 11 s.d. 13 Februari 2019. Pelaksanaan TO 1 sudah menggunakan sistem komputer (USBK). Oleh karena itu, SDN Tanjungrejo 2 memberikan fasilitas latihan untuk menghadapi TO tersebut secara online dengan harapan siswa dapat memperoleh hasil yang optimal.
Untuk mengerjakan latihan, silakan klik tautan di bawah ini :

BAHASA INDONESIA

MATEMATIKA 

ILMU PENGETAHUAN ALAM 

Mudah-mudahan latihan TO ini bermanfaat, khususnya bagi siswa kelas VI SDN Tanjungrejo 2.

Senin, 28 Januari 2019

PENILAIN TENGAH SEMESTER II (PTS) KELAS 6 TAHUN 2018-2019


PENILIAN TENGAH SEMESTER (PTS) II kelas 6 di SDN Tanjungrejo 2 akan dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Januari 2019 sampai dengan hari Minggu, 3 Februari 2019. Adapun jadwal soal yang akan diunggah sebagai berikut :

1. Selasa, 29-1-2019 : PPKn dan Bahasa Indonesia
2. Rabu, 30-1-2019 : Matematika
3. Kamis, 31-1-2019 : IPA, IPS
4. Jumat, 1-2-2019 : Bahasa Jawa

Silakan klik tautan di bawah ini untuk mengerjakan :

PPKn

BAHASA INDONESIA 

MATEMATIKA 

ILMU PENGETAHUAN ALAM

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 

BAHASA JAWA 

Selamat Mengerjakan
SEMOGA SUKSES !!!

Selasa, 22 Januari 2019

FORMAT MEDIA MOTUL





Malang, 23 Januari 2019

Haloo pemirsah blogger.... kali ini saya akan menceritakan pengalaman dalam menghadapi siswa yang kesulitan mengerjakan operasi hitung bilangan bulat.....
Kesulitan yang utama terletak pada operasi penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif.
Dari pengalaman tersebut, saya mencoba membuat media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep operasi hitung yang melibatkan bilangan bulat. Media tersebut saya beri nama "MOTUL".
Berikut ini perwujudan media MOTUL dalam bentuk format Media:






Kamis, 17 Januari 2019

LATIHAN MANDIRI USBK IPA






Buat ananda siwa SDN Tanjungrejo 2 Kota Malang, kali ini mari kita berlatih kembali secara mandiri Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) mata pelajaran IPA.

Soal IPA sebanyak 40 soal pilihan ganda yang harus kalian kerjakan selama 120 menit atau 2 jam.

Tanpa ba bi bu lagi.....
KLIK TAUTAN di bawah ini

LATIHAN USBK I P A

 SELAMAT BELAJAR
SEMOGA SUKSES

Selasa, 15 Januari 2019

UJICOBA MANDIRI USBK


Diberitahukan kepada orang tua dan siswa SDN Tanjungrejo 2, bahwa untuk menunjang dan melatih siswa dalam menyongsong USBK Kelas VI Tahun Ajaran 2018/2019 telah diterbitkan Latihan USBK pada link berikut ini:

User: Sesuai nama siswa
Pasword: Sudah dimiliki oleh masing-masing siswa





Latihan berikutnya dapat ananda kerjakan pada hari Kamis tanggal 17 Januari 2019 sampai dengan hari Jumat tanggal 18 Januari 2019. Mata Pelajaran pada Uji coba ini adalah Matematika.
Berbeda dengan latihan sebelumnya, pada Latihan Matematika ini dilengkapi dengan soal uraian.

Baiklah..... klik tautan di bawah ini untuk memulai!

M A T E M A T I K A 

https://www.thatquiz.org/tq/classtest?RP9CY2VL 

SELAMAT MENGERJAKAN....
SEMOGA SUKSES
 

UJICOBA MANDIRI USBK

Diberitahukan kepada orang tua dan siswa SDN Tanjungrejo 2, bahwa untuk menunjang dan melatih siswa dalam menyongsong USBK Kelas VI Tahun Ajaran 2018/2019 telah diterbitkan Latihan USBK pada link berikut ini:

User: Sesuai nama siswa
Pasword: Sudah dimiliki oleh masing-masing siswa

Klik di bawah ini untuk memulai:

LATIHAN USBK BAHASA INDONESIA

Tautan di atas akan ditutup pada hari Kamis tanggal 17 Januari 2019 jam 08.00 WIB

Selamat mengerjakan, dan Terima kasih.

Senin, 14 Januari 2019

ARTIKEL PENGGUNAAN MEDIA LAGU

PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS VIB SDN TANJUNGREJO 2

Lutvi Awan Amin
SDN Tanjungrejo 2 Kota Malang

Abstrak: Media lagu dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen bagi siswa sekolah dasar. Syair yang terdapat pada lagu dapat dipakai untuk menggiring imajinasi siswa sehingga pada akhirnya dapat dituangkan dalam bentuk cerpen. Kenyataan yang terjadi di lapangan dapat diketahui bahwa siswa kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 tahun ajaran 2018/2019 memiliki kemampuan menulis cerpen yang sangat rendah. Berdasarkan hal tersebut perlu untuk dilakukan penelitian. Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media lagu dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama siswa mendengarkan syair lagu kemudian mengapresiasi syair tersebut sehingga diperoleh ide untuk membuat cerpen. Tahap kedua siswa memahami syair lagu sehingga siswa dapat mengetahui jalan cerita secara ringkas. Tahap ketiga siswa menceritakan kembali isi lagu dengan menggunakan kalimat sendiri. Tahap keempat siswa menceritakan isi lagu dengan menambah episode khayalan. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan media lagu, ternyata terjadi peningkatan keterampilan siswa kelas VIB dalam menulis cerpen. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa di atas KKM semula 59,40% menjadi 72,88% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 100% pada siklus II. Kegiatan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media lagu terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas VIB tahun ajaran 2018/2019.

Kata kunci: media lagu, menulis cerpen

PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran karena bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi. Pelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan dalam berbahasa dan melakukan kontak sosial dengan masyarakat sekitarnya dengan berkomunikasi secara efektif dan efisien, menghargai, memahami, dan menggunakan bahasa Indonesia karena merupakan ciri khas bangsa. Ini sudah sesuai dengan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah dirancang oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2013: 27).
Dalam penerapannya, pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan kepada peserta didik meliputi empat keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa tersebut yaitu membaca, menyimak, menulis, dan berbicara terintegrasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang cukup kompleks adalah menulis. Keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar siswa mempunyai kemampuan dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan benar.
Pada kenyataannya, pembelajaran menulis cerpen ternyata masih menjumpai banyak kesulitan. Secara umum pembelajaran menulis cerpen belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil-hasil tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap karya siswa yang menunjukkan bahwa karyanya belum menunjukkan kaidah menulis cerpen yang baik dan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan menghasilkan cerpen yang baik.
Pembelajaran menulis cerpen yang membebaskan siswanya mengarang sesuai keinginan tanpa diarahkan oleh guru tersebut memiliki beberapa kekurangan. Siswa tidak mendapatkan bimbingan dari guru tentang proses membuat karangan, terutama membuat cerpen. Hal ini mengakibatkan cerpen hasil karangan siswa sebagian besar alur ceritanya tidak runtut. Selain itu, metode yang kurang berfariatif dapat menyebabkan siswa menjadi bosan dan kurang berminat terhadap pelajaran. Jika siswa merasa bosan dengan pembelajaran menulis cerpen, maka akan berakibat terhadap hasil belajar sebagian besar siswa yang memperoleh nilai dibawah standar ketuntasan. Apabila hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan siswa menganggap pembelajaran menulis cerpen adalah pelajaran yang sulit. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian ini dengan menggunakan model pembalajaran yang variatif.
Kenyataan di lapangan dapat diketahui bahwa siswa kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 tahun ajaran 2018/2019 memiliki kemampuan yang rendah dalam menulis cerpen. Hal itu dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa sebesar 59,4% masih dibawah KKM saat menulis cerpen. Jika hal ini dibiarkan, maka siswa akan memiliki kecenderungan menganggap bahwa pelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis cerpen adalah pelajaran yang sulit. Oleh karena itu, diperlukan tindakan dalam pembelajaran menulis cerpen yang inovatif dan dapat menarik siswa degan metode yang tepat.
Mengingat pentingnya sebuah metode pembelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam menulis cerpen guru perlu menciptakan suasana belajar yang disukai oleh siswa. Salah satu kegiatan yang disukai oleh siswa kelas VIB yang tergolong anak yang menginjak remaja adalah mendengarkan lagu. Dalam syair sebuah lagu seringkali menggambarkan perasaan dan ungkapan hati dari seseorang dengan diiringi musik yang menarik minat siswa untuk mendengarkan, bahkan seringkali menyanyikannya. Oleh karena itu, penggunaan media lagu dalam pembelajaran menulis cerpen dipandang dapat membantu menumbuhkan motivasi siswa dalam menulis cerpen sehingga prestasi siswa belajar dapat meningkat.
Media lagu mempunyai sifat yang universal, mudah dimengerti, tidak terikat oleh keterbatasan bahasa, sifatnya konkrit dapat mengatasi batasan ruang waktu dan indera, harga relatif murah dan mudah diperoleh serta digunakan dalam pembelajaran dikelas. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti penggunaan media lagu dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis cerpen.
Pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media lagu  dilakukan dengan cara mentransformasi syair lagu yang didengar oleh siswa menjadi sebuah cerpen. Transformasi lagu merupakan perubahan bentuk sesuatu, dalam hal ini karya sastra. Berawal dari  bentuk syair lagu akan ditransformasikan ke dalam karya sastra cerpen dengan ketentuan isi syair lagu tersebut menjadi dasar dalam penulisan cerita pendek. Teknik  transformasi  lagu  ini  digunakan  untuk  membantu  siswa  dalam menentukan  dan  mengembangkan  ide.  Siswa  dapat  menentukan  ide  untuk  menulis cerita  pendeknya  berdasarkan cerita  yang  dialami  oleh  tokoh  yang  berada  dalam syair  lagu  tersebut.  Mengubah  syair  lagu  untuk  menjadi  sebuah  karya  sastra  baru, yakni  cerita  pendek  tidaklah  sulit.  Sebab,  cerita  yang  tertulis  dalam  syair  lagu  itu sudah  terangkai  dalam  rangkaian  kalimat  sehingga  lebih  membantu  dan memudahkan siswa untuk mengembangkan ide untuk menjadi sebuah cerpen. Siswa tidak  harus  menulis cerpen sama  persis  dengan  apa  yang  tertulis  pada  syair  lagu, namun siswa juga dapat mengembangkan cerita. Siswa boleh saja hanya mengambil ide  yang  tertulis  pada  syair  lagu  kemudian  mereka  kembangkan  ide  tersebut berdasarkan imajinasi masing-masing.
Dalam  kegiatan  menstransformasikan  lagu  terdapat  beberapa  tahapan. Tahapan-tahapan  dalam  teknik  transformasi  lagu  menurut  Sukandar  (2011)  yakni, pertama, apresiasi lagu. Tahapan pertama dalam pengubahan bentuk karya sastra dari syair  lagu  kedalam  bentuk  cerita  pendek,  yaitu  kegiatan  apresiasi  lagu.  Proses mengapresiasi  syair  lagu  bisa  dilakukan  dengan  membaca  dan  mendengarkan  syair lagu  yang diperdengarkan  melalui  alat  pengeras  dengan  seksama. Pertama,  yang harus  diperhatikan  adalah  judul  lagu  tersebut,  hal  ini  bertujuan  untuk  memberikan gambaran  mengenai  isi.  Kemudian  berusaha  menemukan  kata-kata  yang  dominan atau  mengandung  makna  konotasi.  Setelah  siswa  mendengarkan  lagu  diharapkan dapat  mengapresiasi  syair  lagu  tersebut.  Dari  sinilah  siswa  dapat  menemukan inspirasi  atau  ide  yang  akan  dituangkan  ke  dalam  penulisan  cerita  pendek  dari  tiap bait syair lagu yang didengarkan.
Tahap kedua,  memahami  syair  lagu.  Proses  memahami  syair  lagu  bisa dilakukan  dengan  cara  yang  sama  seperti  pada  saat  kita  mengapresiasi  puisi.  Siswa berusaha  menemukan  tema,  latar,  tokoh,  dan  alur  syair  lagu  yang  merupakan  suatu rangkaian suatu cerita. Setelah dapat mengapresiasi isi lagu, siswa sudah barang pasti dapat  memahami  syair  lagu  yang  diharapkan  oleh  pencipta  lagu  itu.  Kegiatan memahami syair lagu ini siswa akan dapat menghafal kata demi kata dari syair lagu itu. Siswa akan mengetahui bagaimana jalan cerita secara ringkas isi lagu tersebut.
Tahap ketiga, menceritakan  kembali  isi  lagu  dengan  menggunakan  kalimat sendiri. siswa  diminta  untuk  menceritakan  kembali  isi  lagu  tersebut  sesuai  dengan syair yang sudah mereka pahami. Siswa berusaha mengapresiasi dengan menemukan pertalian  makna  tiap  kalimat  dalam  syair  lagu.  Kemudian  menceritakannya  kembali dengan  pemahaman  mereka  dan  bahasa  mereka  sendiri.  Menceritakan  kembali  isi lagu  ini  siswa  akan  mengetahui  kronologis  cerita  dibalik  syair  lagu.  Siswa  dapat menangkap  apa  yang  ingin  pencipta  lagu  itu  ceritakan.  Pada  tahap  ini,  siswa  dapat menggunakan pembendaharaan kata yang mereka miliki untuk menceritakan isi lagu tersebut tanpa harus sama persis dari syair lagu yang baru didengarkan.
Tahap keempat,  menceritakan  isi  lagu  dengan  menambahkan  episode khayalan. Pada  tahaap  sebelumnya  siswa  sudah  dapat  menemukan  inti  cerita  dari syair  lagu.  Kemudian  pada  tahap  ini,  siswa  diharapkan  menggunakan  imajinasinya untuk  membuat  cerpen  yang  akan  dia  tulis  lebih  menarik  dan  hidup.  Karena  dalam syair  lagu  hanya  terjadi  rangkaian  cerita  yang  begitu  singkat,  siswa  dapat menambahkan kreativitasnya dan daya imajinasinya untuk menuliskan cerita pendek. Siswa  menceritakan  isi  syair  lagu  dengan  menambahkan  satu  atau  lebih  episode khayalan  hasil  imajinasinya dengan tetap  berlandaskan  pada  syair  lagu  yang  telah diapresiasinya. 
Tahap terakhir,  menulis  cerita  pendek.  Dalam  kegiatan  ini,siswa  diberi kebebasan  untuk  menerapkan  jenis-jenis  transformasi  seperti  ekspansi  (perluasan atau  pengembangan),  konversi  (pemutarbalikkan),  modifikasi  (pengubahan). Tahapan ini merupakan tahapan terakhir. Hasil parafrase diolah dengan memasukkan unsur  cerpen  diantaranya  imajinasi,  tokoh,  latar,  amanat,  alur,  dengan memperhatikan pilihan kata dan tidak melupakan keteraturan ejaan. Pada tahapan ini siswa diberikan arahan mengenai hal-hal teknis bagaimana menulis cerpen. Kegiatan tersebut adalah menentukan tema, merangkaikan peristiwa, membangun konflik, dan mengakhiri  cerita.  Pada  tahap  akhir  ini  siswa  diharapkan  dapat  menulis cerita pendek. Inilah tahap yang harus ditempuh siswa dalam merubah bentuk karya sastra dari syair lagu kedalam bentuk karya sastra yang berupa cerita pendek.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan direncanakan melalui beberapa tahap yang berlangsung dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain PTK mo-del Kurt Lewin (dalam Arikunto, 2014:16). Model ini pada hakekatnya berupa perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Empat komponen tersebut merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam satu siklus.
            Tahapan (perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi) dijabarkan sebagaimana gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 1  Alur Rencana Pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas
(sumber Kurt Lewin dalam Arikunto, 2014:16)

Berdasarkan gambar 1 Dapat dikemukakan bahwa langkah awal penelitian tindakan ini adalah melakukan observasi atau pengamatan awal terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis, khususnya menulis cerpen di kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 Kota Malang. Hasil observasi tersebut dianalisis dan ditindaklanjuti dengan persiapan awal penelitian, antara lain (1) pendiskusian media lagu untuk ineningkatkan hasil dan proses pembelajaran menulis cerpen dan (2) pengurusan administratif pelaksanaan penelitian. Selanjutnya disusun perencanaan tindakan dalam bentuk rencana pembelajaran dan berbagai instrumen penelitian.
Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam siklus-siklus dengan acuan utama hasil observasi dan refleksi suatu siklus menjadi bahan pertimbangan penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Rangkaian siklus berakhir jika kemampuan menulis cerpen  siswa telah mencapai tingkat pencapaian minimal yang telah ditetapkan, yakni (1) Apabila minimal 20% dari subjek penelitian (7 anak) memperoleh nilai sangat baik (SB). (2) Apabila minimal 48% dari subjek penelitian (21 anak) memperoleh nilai baik (B). (3) Apabila maksimal 20% dari subjek penelitian (7 anak) memperoleh nilai cukup (C). (4) Apabila maksimal 12% dari subjek penelitian (3 anak) memperoleh nilai kurang (K).
Persiapan penelitian tindakan kelas meliputi kegiatan pengidentifikasi masalah yang terdapat di kelas, penganalisaan tingkat keseriusan masalah, pemilihan masalah yang dipecahkan, dan penetapan kriteria keberhasilan pemecahan masalah yang dipilih. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas senantiasa diawali dengan penelitian awal (preleminary studies). Pada penelitian ini tindakan awal dilakukan secara kolaboratif dengan praktisi di awal perencanaan tindakan. Untuk itu diperlukan kesiapan dari peneliti dan praktisi untuk menyamakan pemahaman dan penyikapan terhadap konsep pembelajaran  menulis cerpen dengan media lagu. Pada tahap ini ada 4 kegiatan yang dilakukan. Pertama, melakukan diskusi dengan guru kelas kepala sekolah dan guru kelas VIA SDN Tanjungrejo 2 Kota Malang tentang materi yang tepat untuk menulis cerpen. Kedua, menetapkan rencana menulis cerpen dengan media lagu. Ketiga, menetapkan pelaksanaan penilaian proses dan hasil menulis cerpen dengan media lagu. Keempat, simulasi pembelajaran dan penilaian menulis cerpen dengan media lagu.
Penetapan terget penelitian tindakan kelas ini  adalah tercapainya peningkatan prestasi belajar menulis cerpen siswa kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 Kota Malang tahun ajaran 2018/2019. Indikator pencapaianya (1) secara individu siswa memperoleh nilai minimal 75. (2) secara klasikal tingkat ketuntasan minimal sebesar 85%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada umumnya hasil cerpen siswa pada siklus II lebih baik dibandingkan pada siklus I. Siswa-siswa sudah memahami bagaimana membuat cerpen yang baik. Aspek-aspek yang harus diperhatikan siswa dalam menulis cerpen juga sudah dikuasai dengan baik. Selain  itu,  menurut  Mulyati  (2012:  298)  menulis  adalah  aktivitas aktif  produktif,  aktivitas  menghasilkan  bahasa. Dilihat dari  pengertian  secara umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahasa, sedang yang kedua gagasan.
Dengan adanya aktivitas siswa yang bervariasi, salah satunya dengan menggunakan media lagu sebagai bagian dari pembelajaran dapat meningkatkan hasil dan proses pembelajaran menulis cerpen di kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 Malang. Manfaat dari media lagu dapat merangsang siswa berimajinasi dan menentukan tema cerpen yang akan dibuat. Dengan bantuan media lagu pula, hasil tulisan siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan data hasil penelitian aspek tes keterampilan menulis cerpen siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa pada aspek penilaian menulis cerpen meningkat. Peningkatan hasil menulis cerpen pada penelitian ini senada dengan hasil penelitian Sukandar (2011) yang menyatakan bahwa teknik transformasi lagu dalam menulis cerpen dapat meningkatkan hasil menulis pada siswa.
Dalam  kegiatan menstransformasikan  lagu  terdapat  beberapa  tahapan. Tahapan-tahapan  dalam  teknik  transformasi  lagu  menurut  Sukandar  (2011)  yakni, apresiasi lagu, memahami syair lagu, menceritakan kembali isi lagu dengan menggunakan bahasa sendiri, dan menceritakan isi lagu dengan menambah episode khayalan. Berdasarkan teori tersebut, peneliti menerapkan media lagu sebagai pembelajaran dengan memalui beberapa tahap di atas. Pada penerapan penelitian ini, siswa diberikan pengetahuan awal tatacara penulisan cerpen yang baik dengan menekankan sepuluh aspek yang harus ada dalam cerpen. Dalam penerapannya dipadukan dengan kegiatan yang bervariasi baik dilakukan secara berkelompok maupun adanya pembagian tugas anggota kelompok sesuai dengan pembabakan yang telah dibuat. Setelah dilakukan penilaian terhadap hasil tulisan siswa ditemukan beberapa peningkatan daya kreasi dan tata bahasa yang termuat dalam cerpen. Peningkatan hasil menulis siswa tersebut diuraikan ke dalam sepuluh aspek penilaian menulis cerpen.
Pembelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat belajar bahasa sebagai  proses belajar berkomunikasi,  dan belajar sastra sebagai proses belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kebudayaan.  Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi melalui program pengembangan pengetahuan,  kemampuan berbahasa,  dan  sikap positif terhadap Bahasa Iindonesia.  Siswa dilatih lebih banyak menggunakan  bahasa untuk berkomunikasi,  tidak dituntut lebih banyak untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa (Depdiknas,  2003:4).  Kegiatan belajar mengajar menulis cerpen dengan menggunakan media lagu.  Dalam hal pembelajaran dilaksanakan melalui aktivitas lisan dan tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasinya.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya meneliti keterampilan menulis cerpen saja, tetapi juga meneliti perubahan perilaku siswa pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil nontes yang meliputi observasi, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Berdasarkan observasi siklus I menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis cerpen masih terdapat siswa yang belum antusias dalam mengikuti pembelajaran. Sikap siswa juga masih ada yang menunjukkan ke arah negatif. Akan tetapi, masih banyak juga siswa yang perilakunya menunjukkan arah positif.
Dari hasil observasi pada siklus II dapat diketahui bahwa selama dilaksanakan proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain dengan metode sugesti imajinasi melalui media lagu sebagian besar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan menunjukkan sikap positif. Bahkan, siswa mulai antusias dan bisa menulis cerpen dengan baik.
Aspek yang pertama adalah aspek observasi aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan dari guru. Siklus I diperoleh data sebesar 26 siswa dan meningkat pada siklus II yang berjumlah 32 siswa hal ini meningkat 6 siswa yang memperhatikan penjelasan guru atau sebesar 17,14%. Peningkatan ini dibuktikan dengan pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, seluruh siswa
memperhatikan dengan baik materi yang disampaikan oleh guru. Siswa sudah tidak ramai dan berbicara dengan temannya seperti yang dilakukan pada siklus I.

Pada aspek observasi kedua yaitu siswa mendengarkan lagu, diperoleh data observasi yang menunjukkan bahwa sebanyak 35 siswa atau 100% telah mendengarkan lagu. Seperti halnya pada saat pembelajaran siklus I siswa sangat antusias dan senang pada saat digunakan media lagu. Perilaku siswa tersebut dipertahankan pada siklus II.
Aspek observasi ketiga yaitu siswa memperhatikan contoh cerpen yang diberikan guru, diperoleh data observasi yang menunjukkan bahwa sebanyak 27 siswa pada siklus I dan 32 siswa memperhatikan contoh karangan yang diberikan guru. Pada aspek ini terjadi peningkatan sebesar 14,28%.
Aspek observasi keempat yaitu siswa aktif bertanya dan menjawab apabila menemukan kesulitan terjadi peningkatan sebesar 11,43% dari perolehan data siklus I sebesar 20 siswa menjadi 24 siswa. Pada siklus II siswa-siswa yang tadinya pada saat siklus I malu bertanya kepada guru,pada siklus II sudah berani untuk meminta penjelasan dan bimbingan dari guru mengenai hal-hal yang masih belum mereka pahami.
Aspek observasi kelima yaitu siswa bersemangat dan senang saat pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain dengan metode sugesti imajinasi melalui media lagu diperoleh peningkatan sebesar 8,57%. Pada siklus II, seluruh siswa bersemangat dan senang pada saat pembelajaran menulis cerpen pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa yang merespon negatif, pada siklus II menunjukkan perubahan ke arah positif.
Aspek observasi keenam yaitu siswa tertib dalam pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen. Dari hasil observasi diperoleh data yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 5,72%. Pada siklus II ini siswa yang menunjukkan sikap negatif pada siklus I menjadi lebih tenang dan konsentrasi dalam pembelajaran menulis cerpen.
Aspek observasi ketujuh yaitu siswa merespons positif terhadap pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain dengan metode sugesti imajinasi melalui media lagu. Dari hasil observasi diperoleh peningkatan dari siklus I sebesar 29 siswa menjadi 32 siswa atau 9,57% dari keseluruhan siswa dalam kelas pada siklus II.
Aspek observasi kedelapan yaitu siswa bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru, diperoleh peningkatan sebesar 11,43% dari siklus I sebesar 26 siswa menjadi 30 siswa pada siklus II. Siswa-siswa yang suka bercanda dan mengganggu pada siklus I, pada siklus II sudah lebih tenang dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru.
Aspek observasi kesembilan yaitu siswa percaya diri dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru, diperoleh peningkatan sebesar 11,43%. Siswa yang kurang percaya diri dalam melaksanakan tugas pada siklus I, pada siklus II ini mereka lebih percaya diri dan tidak banyak bertanya kepada teman.
Aspek observasi yang terakhir yaitu siswa serius dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Dari hasil observasi diperoleh data sebanyak 30 siswa atau 85,71% pada siklus II. Hal ini meningkat 77,14% dari perolehan data siklus I sebesar 27 siswa. Peningkatan ini ditunjukkan dengan sikap siswa lebih tertib, tidak ramai, tidak bercanda dengan teman, dan serius dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Berdasarkan hasil catatan peneiliti siklus I, dalam pembelajaran menulis cerpen melalui media lagu suasana kelas terlihat tenang. Siswa memperhatikan dengan sungguh- sungguh penjelasan yang disampaikan guru. Akan tetapi siswa masih sedikit canggung berhadapan dengan guru karena baru pertama kali bertemu. Selain itu, siswa sudah mulai aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Siswa juga terlihat senang ketika guru menggunakan media lagu dalam pembelajaran menulis cerpen.
Hasil catatan peneliti pada siklus II, siswa sudah tidak merasa canggung berhadapan dengan peneliti seperti pada siklus I. Siswa yang bertanya kepada guru mengalami peningkatan daripada pembelajaran sebelumnya. Siswa yang aktif dalam membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas juga bertambah daripada pembelajaran pada siklus I. Respon siswa juga lebih positif ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Hampir keseluruhan siswa menjalankan perintah-perintah yang diberikan guru dan mau menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Berdasarkan hasil wawancara siklus I dapat diketahi bahwa siswa dengan nilai tinggi dan sedang mengaku senang terhadap pembelajaran menulis cerpen. Apalagi ketika guru memberikan contoh cerpen terlebih dahulu. Untuk pemilihan media, semua siswa merasa senang karena mereka memang suka mendengarkan lagu.
Perbaikan dan motivasi yang diberikan peneliti dapat membantu siswa dalam pembelajaran menulis cerpen pada siklus II. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi tidak mengalami kesulitan apa-apa, siswa tersebut merasa senang dalam menulis cerpen. Siswa dengan nilai sedang juga tidak menjumpai kesulitan.
Adapun hasil menulis cerpen siswa dengan menggunakan media lagu dapat disimpulkan berhasil. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi keterampilan menulis cerpen siswa kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 yang mengalami peningkatan tiap siklusnya. Aspek pertama tes keterampilan menulis cerpen adalah aspek judul. Pada siklus I rata-rata skor aspek judul yang diperoleh adalah 62. Hasil aspek judul pada siklus II adalah 77,14 dan mengalami peningkatan sebesar 175,14. Aspek kedua tes keterampilan menulis cerpen adalah alur. Pada siklus I rata-rata skor yang diperoleh sebesar 64,29. Hasil aspek alur pada pada siklus II adalah 75,00 dan mengalami peningkatan sebesar 10,77. Aspek ketiga tes keterampilan menulis cerpen adalah tokoh dan penokohan. Pada siklus I rata-rata skor aspek tokoh dan penokohan yang diperoleh adalah 69,29 dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 76,43 atau mengalami peningkatan 7,14.
Aspek keempat tes keterampilan menulis cerpen adalah aspek latar. Pada siklus II rata-rata skor aspek latar yang diperoleh adalah sebesar 74. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan 4,29 dari siklus I sebesar 78,29. Aspek kelima tes keterampilan menulis cerpen adalah aspek diksi dan gaya bahasa. Pada siklus I rata-rata skor aspek diksi dan gaya bahasa yang diperoleh adalah sebesar 63,71. Hasil yang diperoleh pada siklus II adalah 80,57 dan mengalami peningkatan sebesar 16,86. Aspek keenam keterampilan menulis cerpen adalah aspek amanat. Pada siklus I rata-rata skor aspek amanat yang diperoleh adalah sebesar 76,57. Hasil yang diperoleh pada siklus II sebesar 83,14 dan mengalami peningkatan sebesar 6,57%. Aspek terakhir tes keterampilan menulis cerpen adalah aspek kepaduan antarunsur. Pada siklus II rata-rata skor aspek kepaduan antarunsur yang diperoleh adalah sebesar 65,00. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan 12,89 dari siklus I yang hanya memperoleh nilai rata-rata sebesar 77,86.
Dari hasil observasi, catatan peneliti, wawancara, dan dokumentasi foto dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu (1) materi yang diajarkan guru tentang menulis cerpen dan aspek-aspek yang harus dikuasai dalam membuat cerpen dapat menambah pengetahuan siswa, (2) pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain melalui media lagu yang digunakan guru dapat membantu siswa dalam membuat cerpen, (3) pembelajaran yang menyenangkan dan menarik yang disajikan guru untuk siswanya akan memberi dorongan dan motivasi yang kuat bagi siswa untuk lebih semangat dalam pembelajaran. Selain itu, perilaku belajar siswa juga berubah kearah positif
dengan pemahaman siswa tentang menulis cerpen yang diperoleh dari tindakan
siklus I dan siklus II.

Berdasarkan hasil serangkaian analisis data dan situasi pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dijelaskan adanya peningkatan yang lebih baik. Pada penelitian siklus II sudah memenuhi target yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti mengakhiri penelitian pada siklus II.

PENUTUP
Penggunaan media lagu dalam pembelajaran menulis cerpen siswa kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 tahun ajaran 2018/2019 terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.     Sebelum menggunakan media lagu dalam pembelajaran menulis cerpen siswa kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 tahun ajaran 2018/2019 hasil belajar siswa sangat rendah. Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui sebanyak 59,40% siswa mendapat nilai dibawah KKM. Rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 59. Hal ini disebabkan karena siswa kurang mendapat stimulus yang baik selama proses pembelajaran. Guru tidak menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa sehingga interaksi antara guru dan siswa sangat kurang.
2.     Proses pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media lagu mengalami peningkatan yang lebih baik mulai dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Peningkatan proses pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku siswa kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 Kota Malang mengalami perubahan positif dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen melalui media lagu. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan perilaku siswa dalam pembelajaran yaitu memperhatikan penjelasan guru, mendengarkan lagu, bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen, bersungguh-sungguh dalam memperhatikan guru, serta dapat bekerjasama dengan kelompok. Perubahan perilaku siswa ini dibuktikan dari hasil data nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto.
3.     Setelah menggunakan media lagu, hasil keterampilan menulis cerpen siswa kelas VIB SDN Tanjungrejo 2 Kota Malang lebih meningkat. Peningkatan tersebut didasarkan pada hasil analisis data tes keterampilan menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan. Hasil nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 67,34 pada kategori cukup. Hasil nilai rata-rata siswa pada siklus II sebesar 77,77 berada pada kategori baik. Selisih nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebanyak 10,43. Jadi, peningkatan keterampilan menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain pada siklus II meningkat 10,43 dari siklus I. Peningkatan hasil pembelajaran disebabkan oleh keberhasilan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum Bahasa Indonesia 2013.            Jakarta : Depdikbud.
Modul Suplemen MGMP  - Bermutu.2009. Pembelajaran menulis. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa.
Mulyasa. 2013. Implementasi Kurikulum 2013.  Bandung: Rosdakarya.
Nugraha, Raafi. 2014. Ciri-ciri dan Pengertian Musik Pop, Rock dan Jazz. Diperoleh tanggal 27 Agustus 2018, dari Error! Hyperlink reference not valid./10/ciri-ciri-dan-pengertian-musik.html
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pradopo, R. D. 2013. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sukandar, R. 2011. Menulis Cerpen dengan Teknik Transformasi Lagu. Diperoleh tanggal 12 Agustus 2018, dari http://www.rickysukandar.blogspot.com.
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suparno, dkk. 2010. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Uniawati. 2011.  Cerpen  Tiurmaida  :  Kajian  Struktural  Tzvetan  Todorov.  Kendai  Jurnal Bahasa dan Sastra, 7(1).
Wikipedia. 2016. Musik popular. Diperoleh tanggal 30 Agustus 2018 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Musik_populer.
Wiriaatmadja.S. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.